Kisah Juragan dengan Usaha Tahan Krisis Tapi Sekarang Terlilit Utang

Sep 9, 2024 at 11:25 PM
Single Slide

Dari Pengusaha Sukses Menjadi Bangkrut, Kisah Perjuangan Nardius Melawan Pandemi

Nardius, seorang pengusaha pakaian di pasar tradisional yang memiliki 14 lapak di berbagai pasar dan mal di Tangerang Selatan, harus menghadapi cobaan berat akibat pandemi COVID-19. Usahanya yang sempat bertahan selama satu tahun akhirnya terpaksa tutup satu per satu, ditambah dengan beban utang bank dan biaya pengobatan istrinya yang menderita kanker. Kini, Nardius harus menumpang hidup dengan anak-anaknya dan melakukan berbagai pekerjaan demi memenuhi kebutuhan hidup.

Kisah Perjuangan Seorang Pengusaha Pakaian Tradisional yang Terpuruk Akibat Pandemi

Bertahan di Tengah Pandemi, Namun Akhirnya Terpaksa Tutup Satu Per Satu

Nardius, seorang pengusaha pakaian di pasar tradisional, memiliki 14 lapak di berbagai pasar dan mal di Tangerang Selatan. Namun, ketika pandemi COVID-19 melanda, ia terpaksa harus menutup satu per satu lapaknya. Hal ini disebabkan oleh lockdown yang berkepanjangan dan penurunan daya beli masyarakat.Pada awalnya, Nardius masih berusaha untuk bertahan selama satu tahun. Ia tetap membayar sewa lapak bulanan, gaji karyawan, dan biaya distribusi, meskipun mengalami kerugian. Namun, tanpa disadari, hal ini justru menjadi awal kemerosotan usahanya secara drastis, terutama ketika istrinya jatuh sakit.

Beban Utang Bank dan Biaya Pengobatan Istri yang Menderita Kanker

Pada tahun 2021, istri Nardius terkena kanker. Selama tahun 2021 hingga 2024, Nardius harus bolak-balik rumah sakit untuk menemani sang istri menjalani pengobatan. Hal ini tentu saja menambah beban finansial bagi Nardius, yang juga harus membayar utang bank yang ditujukan untuk bisnisnya.Dengan kondisi istrinya yang sakit dan tidak adanya penghasilan dari usaha, Nardius kini harus menumpang hidup dengan anak-anaknya dan melakukan berbagai pekerjaan demi memenuhi kebutuhan hidup. Ia bahkan sudah tidak memiliki lapak usaha di pasar lagi.

Dari Karyawan Menjadi Pengusaha Sukses, Namun Harus Kembali Terpuruk

Nardius sebenarnya memiliki pengalaman bisnis yang cukup lama. Ia memulai usahanya pada tahun 1986 setelah bekerja sebagai karyawan selama 2,5 tahun. Dengan kerja keras dan ketekunannya, Nardius berhasil membangun usaha pakaian dengan 14 cabang.Bahkan, Nardius juga berhasil bertahan saat krisis ekonomi tahun 1998. Pada saat itu, ia justru merasakan peningkatan dalam usahanya. Namun, pandemi COVID-19 kali ini tampaknya menjadi cobaan yang terlalu berat bagi Nardius.

Mencoba Berjualan Online, Namun Kalah Bersaing dengan Harga Murah

Dalam upaya untuk mempertahankan usahanya, Nardius juga mencoba berjualan secara online. Pada awalnya, hal ini terlihat menjanjikan, dengan permintaan yang tinggi dari berbagai daerah. Namun, Nardius kemudian menghadapi persaingan harga yang tidak sehat, di mana ada pedagang online yang menjual barang di bawah harga modalnya.Menurut Nardius, masalah ini tidak hanya dialaminya, tetapi juga oleh banyak pedagang lain. Ia merasa bahwa pemerintah Indonesia tidak berpihak pada para pedagang lokal, terutama dalam menghadapi masuknya barang-barang impor yang lebih murah.Meskipun mengalami masa-masa sulit, Nardius tetap optimis bahwa ia akan segera melewati fase ini. Ia yakin bahwa badai ekonomi yang sedang dihadapinya adalah sebuah fase dalam kehidupan yang harus dilalui.