RI Dibayangi Deflasi, IHSG Ditutup Anjlok 1% Hari Ini

Sep 3, 2024 at 9:17 AM
Single Slide

Rontoknya IHSG di Tengah Lambannya Pemulihan Ekonomi Indonesia

Meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah mencatat rekor tertinggi baru-baru ini, indeks tersebut mengalami penutupan yang merosot pada perdagangan hari ini. Hal ini terjadi di tengah perlambatan pemulihan ekonomi Indonesia, ditandai dengan data ekonomi yang kurang menggembirakan, seperti Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur yang mengalami kontraksi dan data inflasi yang mencatatkan deflasi.

Memantau Perkembangan Ekonomi Indonesia yang Dinamis

Pelemahan IHSG di Tengah Indikator Ekonomi Kurang Baik

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 1,01% ke level 7.616,52 pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (3/9/2024). Nilai transaksi hari ini mencapai Rp 10,39 triliun dengan 21,76 miliar saham dalam 1,08 juta transaksi. Sebanyak 364 saham turun, 227 saham naik, dan 203 saham stagnan.Pelemakan IHSG hari ini terjadi di tengah beberapa indikator ekonomi yang menunjukkan sinyal kurang baik. Data terbaru Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia menunjukkan kontraksi untuk dua bulan berturut-turut, yaitu pada Juli (49,3) dan Agustus (48,9). Posisi PMI Manufaktur saat ini merupakan yang terendah sejak Agustus 2021.Selain itu, data inflasi Indonesia pada periode Agustus 2024 juga mencatatkan deflasi selama empat bulan berturut-turut. Secara tahunan (year-on-year/yoy), Indeks Harga Konsumen (IHK) naik 2,12% pada Agustus 2024, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat 2,13%. Namun secara bulanan (month-to-month/mtm), IHK turun tercatat mengalami deflasi sebesar 0,03%.

Dampak Perlambatan Manufaktur dan Deflasi terhadap Ekonomi

Perlambatan di sektor manufaktur dan deflasi yang terjadi selama empat bulan berturut-turut menjadi sinyal adanya penurunan daya beli masyarakat. Josua Pardede, Chief Economist Bank Permata, mengungkapkan bahwa tren deflasi ini dipengaruhi oleh perbaikan supply pangan, tetapi juga mengindikasikan adanya kecenderungan penurunan daya beli masyarakat.Kondisi ini tentunya menjadi perhatian, mengingat manufaktur memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia dan menyerap banyak tenaga kerja. Ambruknya sektor manufaktur juga bisa berdampak pada kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo menjelang berakhirnya masa jabatannya pada Oktober mendatang.Lebih lanjut, S&P Global menjelaskan bahwa manufaktur Indonesia terkontraksi lebih lanjut karena menurunnya output dan pesanan baru dengan tingkat yang lebih tajam. Perusahaan manufaktur Indonesia juga terus mengurangi jumlah tenaga kerja meski hanya secara marginal.

Prospek Pemulihan Ekonomi yang Perlu Dipantau

Kondisi lemahnya industri manufaktur Indonesia dan deflasi yang berlangsung empat bulan berturut-turut ini diperkirakan akan terus berlangsung hingga akhir kuartal III-2024. Hal ini menjadi indikasi bahwa pemulihan ekonomi Indonesia masih berjalan lambat.Pemerintah dan pemangku kepentingan harus terus memantau perkembangan ekonomi dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mempercepat pemulihan. Upaya-upaya yang dapat dilakukan antara lain mendorong investasi, meningkatkan daya beli masyarakat, serta memastikan stabilitas harga dan inflasi.Langkah-langkah strategis ini diharapkan dapat membantu menggerakkan roda perekonomian Indonesia, sehingga IHSG dan indikator ekonomi lainnya dapat kembali menunjukkan tren positif di masa mendatang.