Bursa Asia Pasifik Merana, Namun IHSG Tetap Perkasa
Mayoritas indeks di bursa Asia Pasifik bergerak di zona merah pada Senin pagi (9/9//2024) setelah data pekerjaan Amerika Serikat (AS) melemah pekan lalu. Namun, di tengah kondisi tersebut, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia justru menunjukkan performa yang menggembirakan.Ketangguhan IHSG di Tengah Kelesuan Bursa Asia Pasifik
Kontraksi Bursa Saham Jepang
Bursa saham Jepang, Indeks Nikkei 225 terpantau jeblok 3% pada pagi ini menyentuh level terendah dalam satu bulan terakhir. Sementara Indeks Topix yang lebih luas juga turun 2,4% menjadi 2.536. Kontraksi bursa saham Jepang ini merespon kekhawatiran ekonomi AS akibat lemahnya pasar tenaga kerja yang dapat memicu pelonggaran kebijakan bank sentral AS atau The Fed secara agresif.Selain itu, pertumbuhan ekonomi Jepang pada kuartal II/2024 juga melambat. Ekonomi negeri Sakura ini hanya tumbuh 2,9% secara tahunan pada kuartal kedua, lebih rendah dari angka awal 3,1% dan perkiraan konsensus 3,2%. Meski begitu, di Jepang masih ada kenaikan upah yang mendorong inflasi, sehingga ada potensi Bank sentral Jepang (BoJ) akan menaikkan suku bunga. Hal ini kontras dengan prospek bank sentral berbagai negara yang sedang menanti pemangkasan suku bunga the Fed.Bursa Korea Selatan dan Singapura Terkoreksi
Beralih ke bursa Korea Selatan, KOSPI 200 hingga pukul 08.10 WIB terpantau koreksi 1,55% ke posisi 337,08 pada pagi ini. Bursa saham Singapura, Straits Times Index (STI) juga nampak menyusut 0,23% menuju 3.446,06. Penurunan di kedua bursa ini sejalan dengan sentimen negatif yang melanda pasar saham Asia Pasifik secara umum.Bursa Australia Ikut Tertekan
Begitu juga bursa saham Australia, pada pagi ini, atau sekitar 10.50 waktu Australia, Indeks S&P/ASX 200 turun 68,4 poin, atau 0,85% menjadi 7945. Penurunan ini menunjukkan bahwa kelesuan yang terjadi di bursa-bursa lain di kawasan Asia Pasifik juga berdampak pada pergerakan indeks di Australia.IHSG Tetap Perkasa
Di tengah kondisi bursa Asia Pasifik yang lesu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia justru menunjukkan performa yang menggembirakan. Hal ini menjadi sorotan tersendiri bagi para pelaku pasar, mengingat mayoritas bursa di kawasan Asia Pasifik sedang berada dalam tekanan.Kekuatan IHSG di tengah kelesuan bursa regional ini menunjukkan ketangguhan pasar modal Indonesia yang mampu bertahan di tengah gejolak global. Faktor-faktor fundamental yang kuat, serta kebijakan pemerintah dan otoritas moneter yang kondusif, diduga menjadi pendorong utama bagi kinerja IHSG yang tetap perkasa.