Ancaman Resesi AS Menghantam Pasar Keuangan Global
Pasar keuangan Asia dan dunia mengalami gejolak hebat hari ini setelah data-data ekonomi Amerika Serikat (AS) memburuk dengan cepat, memicu kekhawatiran akan ancaman resesi di negara tersebut. Indeks saham utama di berbagai bursa, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia, ambruk tajam, mencerminkan pesimisme investor global.Guncangan Pasar Keuangan Akibat Ancaman Resesi AS
Bursa Asia Ambruk Berjamaah
Pasar saham Asia mengalami penurunan yang signifikan hari ini, Senin (5/8/2024), setelah data ekonomi AS yang memburuk pekan lalu. Indeks Nikkei Jepang anjlok 5,15%, indeks Straits Times Singapura hancur lebih dari 3%, indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,9%, dan indeks Shanghai SSEC melemah 0,55%. Tren pelemahan ini merupakan kelanjutan dari tren yang terjadi pada akhir pekan lalu, di mana mayoritas bursa Asia juga mengalami penurunan.Bursa AS dan Eropa Ikut Terpuruk
Tidak hanya bursa Asia, bursa saham di Amerika Serikat dan Eropa juga mengalami penurunan tajam pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (2/8/2024). Di Wall Street, indeks Dow Jones ambruk 1,51%, indeks Nasdaq jeblok 2,43%, dan indeks S&P 500 jatuh 1,51%. Sementara itu, di Eropa, indeks FTSE di London melemah 1,31%, indeks DAX Jerman ambles 2,33%, dan indeks CAC Prancis nyungsep 1,61%.Data Ekonomi AS Memburuk dengan Cepat
Ambruknya bursa saham global dipicu oleh kekhawatiran investor akan ancaman resesi di AS. Berbagai data ekonomi AS yang dirilis pekan lalu menunjukkan penurunan yang signifikan, antara lain:1. Tingkat pengangguran melonjak ke 4,3% pada Juli 2024, tertinggi sejak Oktober 2021 dan jauh di atas ekspektasi pasar.2. Penambahan tenaga kerja sektor non-pertanian (non-farm payrolls) hanya 114.000 pada Juli 2024, jauh di bawah Juni yang tercatat 179.000 dan ekspektasi pasar.3. Klaim pengangguran naik signifikan ke 249.000 pada pekan yang berakhir 27 Juli 2024, jauh di atas angka pada pekan sebelumnya.4. Indeks PMI Manufaktur S&P Global AS turun ke 49,6 pada Juli 2024, menunjukkan penurunan kondisi bisnis di sektor manufaktur.5. Indeks kepercayaan konsumen Universitas Michigan turun ke 66,4 pada Juli 2024, terendah dalam delapan bulan terakhir.Penurunan data-data ekonomi ini menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja AS telah mulai mendingin dan terimbas oleh kenaikan suku bunga yang dilakukan oleh The Federal Reserve (The Fed). Hal ini menjadi sinyal buruk bagi prospek ekonomi AS ke depan.Harapan Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Pelaku pasar awalnya optimis bahwa data tenaga kerja AS yang lemah akan memberi ruang bagi The Fed untuk memangkas suku bunga acuan. Namun, pemangkasan suku bunga kini menjadi lebih mendesak karena adanya ancaman resesi di AS.Pada pertemuan terakhir pada 31 Juli 2024, The Fed mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25-5,50%. Namun, bank sentral AS memberi sinyal kuat akan memangkas suku bunga pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) September mendatang.Russ Mould, direktur investasi di AJ Bell, mengatakan bahwa meningkatnya pesimisme ekonomi ke depan menjadi sinyal buruk bagi pasar saham global. Narasi telah berubah dari pemotongan suku bunga yang dulu dikaitkan dengan berita baik menjadi pemotongan suku bunga yang berarti langkah-langkah untuk menghindari resesi.Ekonomi AS masih tumbuh 2,8% (year on year/yoy) pada kuartal II-2024, tetapi pertumbuhan bisa turun drastis jika kondisi tenaga kerja memburuk dan The Fed belum juga memangkas suku bunga. Terakhir kali AS mengalami kontraksi ekonomi beruntun adalah pada kuartal I 2022-kuartal III-2022.