Video: Bunga The Fed Diramal Turun 75 Bps, IHSG Bisa Tembus 8.000

Sep 7, 2024 at 9:00 AM

Prospek Pemangkasan Suku Bunga The Fed dan Potensi Penguatan Pasar Keuangan Indonesia

Presiden Direktur Sucor Asset Management, Jemmy Paul Wawointana, memprediksi prospek pemangkasan suku bunga acuan The Fed sebesar 75 basis poin (Bps) sepanjang tahun 2024. Namun, arah kebijakan suku bunga The Fed masih sangat bergantung pada perkembangan data ekonomi AS, termasuk inflasi dan data tenaga kerja. Jemmy Paul optimistis terhadap penguatan pasar keuangan emerging, termasuk Indonesia, di akhir tahun 2024, dengan proyeksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa melesat ke level 8.000 hingga 8.500.

Puncak Kemakmuran Ekonomi Indonesia di Depan Mata

Pemangkasan Suku Bunga The Fed: Katalis Pertumbuhan Pasar Keuangan

Presiden Direktur Sucor Asset Management, Jemmy Paul Wawointana, memandang prospek pemangkasan suku bunga acuan The Fed sebagai katalis positif bagi pertumbuhan pasar keuangan, termasuk di Indonesia. Dengan proyeksi penurunan suku bunga sebesar 75 Bps sepanjang tahun 2024, hal ini diharapkan dapat mendorong iklim investasi yang lebih kondusif, terutama bagi negara-negara emerging market.Kebijakan moneter The Fed yang akomodatif akan memberikan ruang bagi bank-bank sentral di seluruh dunia, termasuk Bank Indonesia, untuk melonggarkan kebijakan suku bunganya. Hal ini dapat meningkatkan daya tarik aset-aset keuangan di pasar domestik, mendorong aliran modal asing masuk, dan pada akhirnya meningkatkan gairah investasi di dalam negeri.Namun, Jemmy Paul menekankan bahwa arah kebijakan suku bunga The Fed masih sangat tergantung pada perkembangan data ekonomi AS, terutama laju inflasi dan kinerja pasar tenaga kerja. Oleh karena itu, pemantauan yang cermat terhadap indikator-indikator makroekonomi AS menjadi kunci untuk memahami dinamika kebijakan moneter The Fed di masa mendatang.

Prospek Penguatan IHSG: Optimisme Terhadap Pasar Keuangan Emerging

Memasuki akhir tahun 2024, Jemmy Paul Wawointana memandang prospek yang sangat positif bagi penguatan pasar keuangan Indonesia, khususnya IHSG. Dengan proyeksi IHSG dapat melesat ke level 8.000 hingga 8.500, hal ini mencerminkan keyakinan Jemmy Paul terhadap potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap kuat.Faktor-faktor pendorong penguatan IHSG di antaranya adalah ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, yang diharapkan dapat mendorong aliran modal asing masuk ke pasar saham domestik. Selain itu, kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang tetap solid, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan stabil di kisaran 5% pada tahun 2024, juga menjadi pendukung utama bagi penguatan pasar saham.Jemmy Paul juga melihat adanya peluang besar bagi pasar keuangan emerging, termasuk Indonesia, untuk terus menunjukkan performa yang positif. Hal ini didukung oleh prospek pemulihan ekonomi global yang semakin kuat, serta keunggulan Indonesia sebagai salah satu destinasi investasi yang menjanjikan di kawasan Asia Tenggara.Namun, Jemmy Paul menekankan bahwa investor tetap perlu memperhatikan perkembangan data ekonomi dan kebijakan moneter, baik di dalam negeri maupun di tingkat global, sebagai landasan pengambilan keputusan investasi yang bijaksana. Dengan memahami dinamika pasar secara komprehensif, investor diharapkan dapat memanfaatkan peluang-peluang investasi yang ada di pasar keuangan Indonesia.

Strategi Investasi di Pasar Keuangan Indonesia

Menghadapi prospek penguatan pasar keuangan Indonesia, Jemmy Paul Wawointana menyarankan para investor untuk menerapkan strategi investasi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan masing-masing. Bagi investor yang berorientasi pada pertumbuhan jangka panjang, Jemmy Paul merekomendasikan untuk meningkatkan eksposur pada aset-aset berisiko, seperti saham, yang memiliki potensi apresiasi yang lebih tinggi.Di sisi lain, investor yang lebih mengedepankan stabilitas imbal hasil jangka pendek dapat mempertimbangkan untuk mengalokasikan portofolio ke instrumen-instrumen pendapatan tetap, seperti obligasi pemerintah atau korporasi. Instrumen-instrumen ini dapat memberikan imbal hasil yang relatif stabil, serta perlindungan terhadap volatilitas pasar yang mungkin terjadi.Jemmy Paul juga menekankan pentingnya diversifikasi portofolio sebagai strategi untuk mengelola risiko investasi. Dengan mengalokasikan dana pada berbagai kelas aset, investor dapat memperkecil dampak dari fluktuasi harga di satu sektor atau instrumen tertentu, sehingga dapat mempertahankan stabilitas portofolio secara keseluruhan.Selain itu, Jemmy Paul menyarankan investor untuk senantiasa memantau perkembangan pasar, baik di tingkat domestik maupun global, serta mengikuti analisis dan pandangan dari para ahli di bidang keuangan. Hal ini dapat membantu investor untuk mengambil keputusan investasi yang lebih terinformasi dan sesuai dengan kondisi pasar terkini.